LKPS kemenkes dan LPK kemenaker

Program Pendidikan D1 Vokasi Pijat Reposisi Tulang Sendi

PT RTS INDONESIA Lembaga Uji Kompetensi Dan Pendidikan Pelatihan Kerja Nasional Reposisi Tulang  Sendi, Mencetak Para Praktisi Profesional Yang berkompeten.

Gerakan Telentang

Gerakan Telungkup

Gerakan Duduk

RTS INDONESIA

Selamat Datang Kepada Seluruh Peserta Pelatihan Pijat Reposisi Tulang Sendi Terpadu Yang Akan Berlangsung Selama Satu Minggu, Dengan Standar Pembelajaran Setara Pendidikan Vokasi D1, Mencakup Teori Dan Praktik Teknik Reposisi Tulang Sendi Secara Menyeluruh.
Tujuan Pelatihan :

Mencetak Praktisi Pijat Reposisi Tulang Sendi Yang Terampil, Profesional, Dan Bersertifikat.

Mari Manfaatkan Pelatihan Ini Dengan Semangat Belajar, Disiplin, Dan Keterbukaan Terhadap Ilmu Baru. Semoga Selama Satu Minggu Ke Depan Menjadi Momen Transformasi Bagi Keahlian Anda Di Bidang Terapi Kesehatan Alternatif.

Bersama Kita Tumbuh, Bersama Kita Bermanfaat.

Salam Hangat,

Master Arie Rahman Yuansyah

rts indonesia

Our Profile

Kami dibangun di atas fondasi keahlian yang mendalam dan pengalaman bertahun-tahun di bidang terapi reposisi tulang sendi.

Legalitas RTS

Dengan adanya legalitas ini, peserta pelatihan dan calon praktisi RTS dapat yakin bahwa pendidikan dan sertifikasi yang mereka peroleh memiliki validitas dan pengakuan di tingkat nasional.

Kurikulum RTS

Materi kurikulum RTS sangat lengkap dan terstruktur, mencakup berbagai teknik reposisi dan injeksi untuk bagian-bagian tubuh yang berbeda.

Materi Teori rts

Bab 1

  • Dislokasi
  • Faktor Penyebab
  • Resiko

Bab 2

  • Dampak Dislokasi Terhadap;
    • Sistem Syaraf.
    • Sistem Organ.
    • Sistem Vaskular.
    • Sistem Limfatik.
    • Sistem Endokrin.
    • Sistem Musculos Keletal.

Bab 3

  • Reposisi
  • Teknik Reposisi HVLA ASMR Higth Velocty Low Amplitudo
    Asian Spinal Manipulation Repotition.
    • Traksi.
    • Injeksi.
    • Twisty.
    • Lifting.

Bab 4

  • Kontra Indikasi.
  • Phbs.
  • K3.
  • 5 S.
  • Etika Terapis.
  • Komunikasi Terapis.
  • Penangan Kegawat.
    Daruratan Dan Cedera.

Bab 5

  • Analisa Diagnose.
  • Visual Analisis Examation.
  • Palpasi.
  • Rom Akselerasi & Power.
  • Respon Sensorik.

Bab 6

  • Sikap Terapis.
  • Kuda Kuda.
  • Kuncian.
  • Tenik Penafasan.

BAB 1

Dislokasi / Sublukasi

Dislokasi Adalah Kondisi Teknis Ketika Tulang Yang Melekat Pada Sendi Bergeser Atau Keluar Dari Posisi Normalnya, Semua Persendian Khsusnya Sendi Gerak Pada Tubuh Dapat Mengalami Kondisi.

  • Pergeseran Sebagian ( Parsial ) Yang Di Sebut Subluksasi.
  • Seluruhnya Atau Yang Di Sebut ( Dislokasi ).

Gejala

Secara Umum Dislokasi Dapat Terjadi Terutama Bila Terjadi Benturan Akibat Semua Kondisi Kecelakaan Yang Mengakibatkan Benturan, Sehingga Menyebabkan Cedera Pergeseran ( Sublukasi ) Atau Perubahan Posisi ( Dislokasi ) Sementara Itu Tanda Tanda Kondisi Pasca Cedera Dislokasi Beragam Mulai Dari:

Rubor.

Yaitu Kondisi Memerah Di Sebabkan Pecah Pembuluh Darah Kapiler Atau Spider Vein Menyebabkan Hematome Ini Terjadi Karena Adanya Peningkatan Aliran Darah Dan Peningkatan Metabolisme Sel Di Area Cedera.

Analisanya :

Pada Perabaan Jaringan Otot Terasa Panas Ke Hangat Dan Pengamatan Terlihat Merah Pada Jaringan Otot. Apabila Terjadi Perobekan Pembuluh Darah Kapiler, Terlihat Adanya Memar Dibawah Kulit Sehingga Memerah Dan Bengkak.

Tumor Atau Pembengkakan.
Kondisi Ini Terjadi Di Daerah Cedera & Sekitarnya. Hal Ini, Disebabkan Karena Meningkatnya Konsentrasi Protein Di Darah (Seperti Fibrinogen & Gama Globulin) Yang Kemudian Menyerap Cairan Darah Yang Keluar Dari Pembuluh Darah Yang Rusak Dari Sel Sekitarnya Pada Jaringan Otot, Adakalanya Cairan Sampai Keluar Dari Pembuluh Darah Menumpuk Pada Jaringan Otot Menyebabkan Pembengkakan.

Dyor Atau Nyeri.

Disebabkan Adanya Rangsangan Ujung Saraf Oleh Zat Biokimia Yang Dilepas Oleh Sel Yang Rusak Yaitu Pain Substances Hormon Dan Histamin Substances Hormon, Juga Disebabkan Adanya Penekanan Pada Reseptor Saraf Oleh Jaringan Yang Mengalami Pembengkakan Mengakibatkan Nyeri.

Penurunan Fungsi.

Penurunan Fungsi Terjadi Akibat Pembengkakan Pada Sendi Yang Membatasi Gerak, Dan Juga Karena Dengan Adanya Rasa Nyeri Yang Menyebabkan Klien Enggan Menggerakkan Daerah Sendi Tersebut.

Gejala Dislokasi

Gejala Yang Dapat Timbul Akibat Dislokasi Tergantung Pada Tingkat Keparahan Dan Lokasi Terjadinya Dislokasi, Beberapa Gejala Dan Keluhan Yang Dapat Timbul Adalah:

  • Sakit Nyeri Pada Sendi Yang Cedera Dengan Tanda Sendi Bengkak Dan Memar.
  • Memerah / Menghitam Bagian Sendi Yang Cedera Menjadi Kemerahan Atau Menghitam Di Karenakan Pendarahan Dalam Jaringan Ikat Ligament Akibat Dari Pecah Pembuluh Darah Kapiler Dengan Istilah Luka Dalam.
  • Bentuk Sendi Menjadi Tidak Normal Karena Berubah Posisi Sendi.
  • Sakit Ketika Bergerak Dan Terbatas Pergerakan.
  • Mati Rasa Di Bagian Sendi Yang Cedera Dikarenakan Posisi Sendi Yang Menekan Syraf Sehingga Reseptor Syraf Mengalami Ganguan Respon.

Pada Kasus Dislokasi Cukup Lama Sendi Akan Mengalami Pengerasan Dan Keterbatasan Gerak Sehingga Kaku Akibat Dari Jaringan Ikat Ligament Mempertahankan Posisi Yang Di Sebut Adhesive Ligament

Faktor Penyebab

Sementara Itu Dislokasi Akibat Cedera Dapat Terjadi Sebagian ( Parsial Atau Subluksasi ) Atau Secara Total ( Dislokasi ) Yang Disebabkan Oleh Benturan Atau Tekanan Yang Keras Pada Sendi. Kondisi Yang Dapat Menyebabkan Dislokasi Antara Lain:

  • Terjatuh, Misalnya Akibat Terpeleset Jatuh Terduduk.
  • Kecelakaan Saat Berkendara.
  • Cedera Akibat Olahraga Yang Melibatkan Kontak Fisik, Seperti Sepakbola Atau Bela Diri.

Faktor Risiko Lain Penyebab Dislokasi

Yang Meningkatkan Risiko Seseorang Mengalami Kondisi Ini, Yaitu :

  1. Memiliki Otot Yang Lemah Dan Keseimbangan Yang Buruk. Misalnya Karena Menderita Artofi Kelemahan Otot Karena Berusia Lanjut Atau Masih Anak-anak Menyebabkan Tubuh Kekurangan Keseimbangan Sehingga Mudah Terjatuh.
  2. Menderita Penyakit Yang Mengakibatkan Gangguan Akselerasi Sendi Dan Kondisi Autoimun Seperti Peradangan Sendi Atritis Remathoid Osteoatritis.

Analisis Dislokasi

Untuk Memastikan Diagnosis, Lakukan Beberapa Pemeriksaan Utama Dan Penunjang, Seperti:

  • X- Ray / Rontgen, Untuk Memastikan Adanya Dislokasi Atau Kerusakan Lain Yang Mungkin Terjadi Pada Sendi.
  • Mri, Untuk Lebih Lengkap Memeriksa Kerusakan Pada Struktur Jaringan Lunak Ligament Tendion Cartilage Di Area Sendi Yang Mengalami Dislokasi.
  • Ct Scan Pada Sendi Yang Mengalami Dislokasi Berguna Untuk Melihat Kondisi Tulang Dan Jaringan Lunak Di Sekitar Sendi, Serta Mendeteksi Adanya Kerusakan Seperti Patah Tulang, Retak, Atau Cedera Pada Labrum, Tulang Rawan, Dan Ligamen. Pemeriksaan Ini Dapat Membantu Menentukan Rencana Pengobatan Yang Tepat, Termasuk Apakah Diperlukan Operasi Atau Tidak.

Manual Analisis

  • Visual Analisis Posisi Simetris Examinasion.
  • Palpasi, Struktur Sendi., Mengunakan Perabaan Tangan Memeriksa Kondisi Sendi Yang Terdapat Ketidak Seimbangan Posisi Simetris.
  • Pengujian Rentang Gerak, Rom ( Range Of Move ) Uji Gerak Maksimal Yang Dapat Di Capai Oleh Gerak Sendi Dan ROP ( Range Of Power ) Uji Kekuatan Sendi.
  • Respon Refleks Nyeri Saat Uji Gerak Sendi, Pengujian Respon Sensorik Neuron, Terhadap Rangsangan Nyeri Yaitu Pemeriksaan Neuron Sensorik Motorik Antara Lain Berupa Teknis Pemeriksaan Refleks Nyeri Pada Tendon, Dalam Menguji Refleks Nyeri Pada Jalur Sistem Saraf, Refleks Nyeri Tendon Dalam Biasanya Akan Meningkat Setelah Mendapat Perangsangan Dan Pengujian Mengunakan Rangsangan Tekan Pada Syaraf Pada Area Sendi Yang Mengalami Dislokasi.

Pengaruh Gravitasi

Banyak Faktor Dan Kondisi Teknis Yang Mempengaruhi Seseorang Mengalami Dislokasi, Sejak Kita Di Dilahirkan, Kemudian Dalam Perawatan Asuhan, Kebiasaan Dalam Beraktifitas Dan Posisi Kerja Hingga Faktor Yang Paling Dominan Yang Umum Yaitu Cedera Yang Setiap Orang Di Manapun Berada Memungkinkan Untuk Mengalami Kondisi Ini Di Karenakan Adanya Hukum Fisika Yang Melekat Pada Tubuh,

Yaitu Adanya Pengaruh :

  • Berat Masa Benda / M1
  • Gaya F
  • Momentum P~massa
  • Kecepatan P~ V1 ( Kecepatan ).

Rumus P = M.V

  • Gravitasi
  • F Gaya Gravitasi
  • G Konstanta 6,673 Nm2/Kg2

Faktor Penyebab Lain Terjadinya Dislokasi

Dalam Kaidah Keilmuan Reposisi Tulang Sendi Di Pahami Dan Diketahui Penyebab Dislokasi Ada 3:

  • Human Error, Kesalahan Asuhan.
  • Repeatisi Injury, Kebiasaan Salah Posisi Sendi.
  • Accident, Kecelakaan.

Pengertian Umum Human Error Yang Menjadi Penyebab Dislokasi Human Error Adalah Ketidak Sesuaian Antara Kemampuan Manusia (Human Capabilities) Dan Sistem Skeletal.

Pengertian Human Error Di Sini Adalah Dislokasi Terjadi Mulai Dari Proses Penanganan Dalam:

  • Kesalahan Asuhan
  • Proses Persalinan,
  • Pola Pengasuh Dalam Perawatan Bayi Dan Balita,
  • Kebiasaan Pada Masa Tumbuh Kembang Pada Masi Balita

Contoh Kasus :

  • Dislokasi Siku Pada Anak Nurse Maid Elbow.
  • Terbentuknya Kaki Genue Valgum X / O.
  • Torticolis Dislokasi Sendi Leher.
  • Dislokasi Pergelangan Kaki Cubefoot.
  • Displasia Dislokasi Kelangka
  • Distosia Dislokasi Bahu.

Repetisi Injury / Kesalahan Yang Di Ulang

  • Pada Anak Di Sekolah Posisi Duduk Yang Di Lakukan Di Posisi Yang Salah Dan Di Lakukan Dalam Jangka Waktu Yang Lama Akan Membentuk Pola Dan Penyesuaian Ruas Tulang Belakang Di Tambah Beban Tambahan Dengan Cara Mengendong Tas Yang Salah Mengakibatkan Sceleosis Mudah Terjadi Pada Masa Tumbuh Kembang Anak.
  • Pemakaian Tas Yang Beratnya Hanya Satu Sisi Saja Dapat Menyebabkan Bentuk Tubuh Yang Rusak Dan Tidak Sesuai Anak-anak Gadis Dan Anak-anak Kecil Lebih Beresiko Mengalami Rasa Sakit Karena Tubuh Mereka Yang Kecil Dan Lemah Dipaksa Untuk Membawa Beban Yang Berat.
  • Ransel Dengan Tali Pengikat Yang Ketat Dan Sempit Yang Menarik Bahu, Dapat Mengganggu Sirkulasi Darah Pada Arteri Humeral Dan Penekanan Pada Syaraf Brachialis

Repetisi Injury Pada Orang Dewasa

Kesalahan Posisi Yang Di Lakukan Berulang Dan Dalam Jangka Waktu Yang Lama Akan Membentuk Kelainan Sturktur Pada Tubuh.

Contohnya Seperti, Kesalahan Posisi Duduk, Bekerja Berat Dan Beraktifitas Rutin Yang Monoton Selama Bertahun-tahun Yang Menyebabkan Perubahan Struktur Pada Susunan Tulang Belakang Dan Persendian Membentuk Pengerasan Jaringan Ikat / Ligament ( Adhesive Ligament ) Sebagai Bentuk Penyesuaian Posisi Tubuh Menghasilkan Struktur Baru Yang Semi Permanen.

Kasusnya Sceleosis Kifosis Lordosis.

Accident

Penyebab Dislokasi Berikutnya Dan Yang Paling Utama Dan Paling Banyak Terja Ialah Accident Atau Kecelakaan , Adalah Cedera Trauma Yang Disebabkan Oleh Benturan Keras Yang Menyebabkan Perubahan Pergeseran Pada Posisi Tulang Pada Sendi.

Tubuh Manusia Terpengaruh Hukum Fisika Dan Dalam Kondisi Ini Terjadi Hukum Tumbukan Yang Berlaku Dimana Masing Masing Benda Menerima Gaya Yang Memungkinan Memaksa Sendi Keluar Dari Tempatnya.

Contohnya Seperti Ketika Seseorang Terjatuh, Tabrakan, Cedera Olahraga Atau Kecelakan Lainnya Yang Bisa Menyebabkan Benturan Keras Sehingga Sendi Keluar Dari Posisinya,

  • Dislokasi (Perubahan Posisi).
  • Subluksasi (Pergeseran Sebagian).
  • Fraktur (Patah Tulang).

Pengaruh Dislokasi Terhadap Jaringan Hubungan Syaraf Tulang Belakang
( Spinal nerve )

Setelah Pergeseran, Subluksasi Dan Perubahan Posisi, Dislokasi Terjadi , Ini Menyebabkan Banyak Pengaruh Bagi Tubuh. Terhadap Sistem Tubuh Dapat Berdampak Seketika, Dalam Jangka Pendek Ataupun Dalam Jangka Panjang.

Pengaruh Terhadap Sistem ;

  • Sistem Syaraf
  • Sistem Organ
  • Sistem Sirkulasi Darah
  • Sistem Limfatik
  • Jaringan Ikat Musculo Skeletal

Pengaruh Dislokasi Terhadap Jaringan Syaraf Beragam Sesuai Kondisi Dan Tekanan Dislokasi Syaraf Akan Mengalami Tekanan Atau Kompresi Dan Menginterupsi Kemampuan Konektifitas Tubuh Dalam Aktifitas Bergerak ( Motorik ) Dan Aktifitas Merasa ( Sensorik ) Dan Melemahkan, Syaraf Tidak Sadar Autonomic Nervous System/ANS ( Otonom / Saraf Gerak Refleks ) Terhadap Alat Gerak Dan Sistem Organ Dan Sistem Saraf Somatik (Atau Saraf Sadar) Adalah Bagian Dari Sistem Saraf Yang Mengontrol Gerakan Tubuh Yang Disadari Dan Disengaja. Serta Menimbulkan Kondisi Nyeri Yang Konstan Dandominan Terhadap Area Penjalaran Syaraf Bahkan Hingga Mengalami Kerusakan Syaraf Bahkan Hingga Kelumpuhan.

Pengaruh Pergeseran Dan Dislokasi Terhadap Sistem Syaraf Spinalis

Yaitu Akan Menyebabkan Penekanan Terhadap Cabang Syaraf Spinal Mengalami Tekanan Pada Faset Join Dan Berdampak Pada Aliran Spinal Cord Yang Berkaitan Dengan Sistem Organ Internal Pada Tubuh Manusia.

Hal Ini Akan Menyebabkan Pencetus Bagi Perlemahan Sistem Organ Dimana Syaraf Spinal Yang Mensyarafinya Mengalami Tekanan. ( Compression ) Pencetus Ini Akan Berkembang Menjadi Sebuah Keadaan Yang Kompleks,

Dimana Bila Di Sumbang Oleh Pola Hidup & Pola Makan Serta Lingkungan Ini Akan Menjadi Penyumbang Kondisi Rusaknya Dan Lemahnya Organ Yang Akhirnya Menyebabkan Terjadinya Sebuah Penyakit Kelemahan Organ Dan Sistem Organ Selanjutnya Yang Berefek Domino Pada Organ Organ Lainya Dalam System Metabolis.

Pengaruh Dislokasi Terhadap Sistem Sirkulasi Darah

Dislokasi Akan Mempengaruhi Aliran Sirkulasi Darah Akibat Dari Interupsi Tekanan Yang Terjadi Pada Struktur Tulang Belakang Terhadap Pembuluh Darah Vetebral Sehingga Pembuluh Darah Mengalami Tekanan Konstan Dan Dominan Dari Kandisi Dislokasi Tulang Belakang Yang Mengalami Pergeseran/ Sublukasi Yang Menekan Pembuluh Darah Menyebabkan Arus Sirkulasi Darah Terpengaruhi.

Akibat Dislokasi Pada Ruas Tulang Belakang Yang Menekan Pembuluh Darah Vetebral ,Sirkulasi Darah Akan Mengalami Peningkatan Arus Pada Sirkulasi Darah Yang Di Sebabkan Tekanan Dislokasi Ruas Tulang Belakang Terhadap Pembuluh Darah Veterbral Menyebabkan Tekanan Arus Pada Sirkulasi Darah Cenderung Naik Menjadi Awal Pencetus Terjadinya Tekanan Darah Tinggi ( Higth Preasure Blod Valf ),

Pola Makan

Di Sumbang Pola Makan Yang Dominan Di Konsumsi Seperti Minyak Lemak, Pengawet, Pewarna, Perasa, Dan Pengental Yang Berpotensi Menyebabkan Koagulasi Darah Yang Akan Menikatkan Potensi Penyempitan Dalam Pembuluh Darah Seperti Plaque Arterioclerosis Clot Emboli, Dll,

Sehingga Terdapat Kasus Saat Tekanan Darah Tinggi Dan Terdapat Penyempitan Dalam Pembuluh Darah Akibat Sumbatan Maka Beresiko Awal Terjadinya Ganguan Di Dalam Pembuluh Darah Yang Nantinya Menjadi Penyebab Resiko Serangan Stroke Dan Serangan Jantung Koroner

Pengaruh Dislokasi Terhadap Jaringan Ikat Pada Sistem Musculoskeletal (Otot, Tendon, Ligament)

Cedera Yang Menyebabkan Pergeseran Dan Dislokasi Pada Sendi Maka Jaringan Ikat Akan Mengalami Permasalahan Jaringan Musculoskeletal Seperti:

  • Robek Jaringan Ligament, Ketegangan, Kekakuan,adhesive
  • Spasme,
  • Fascia,
  • Trigger Point,
  • Sprain,
  • Nyeri,
  • Bengkak, Akibat Pecah Pembuluh Darah Pada Ligament
  • Tendon Fleksibilitas Gerak Sendi Terbatas / ROM (Range Of Move) Dan
  • Power Musccle PM

Sistem Limfatik

Adalah Suatu Jalur Tambahan Dimana Cairan Dapat Mengalir Dari Ruang Interstisial Kembali Ke Aliran Darah ( Di Teliti Oleh Guyton,1997). Melalui Sistem Ini,zat-zat Dengan Molekul Besar Seperti Protein Dan Lemak Yang Tidak Dapat Diserap Secara Langsung Dari Saluran Pencernaan Dapat Diangkut Dan Di Distribusikan Ke Organ Yang Membutuhkan.

Sistem Ini Di Sebut Fungsi Limfatik Sebagai Pendistribusi Cairan. Fungsi Distribusi Pada Sistem Limfatik Ini Sangat Di Butuhkan Dalam Sistem Sirkulasi Darah Untuk Mengurai Dan Membuka Sumbatan Dalam Sirkulasi Pembuluh Darah.

BAB 2

Dampak Dislokasi I
Pada System Limfatik.

Saluran Limfe Dari Sistem Limfatik Ini Juga Sangat Permeable Protect Tubuh Terhadap Pathogen- Patogen Seperti Bakteri, Virus, Parasit Dan Sel Kanker. Sehingga Melalui Jalur Ini Pathogen Tersebut Akan Di Hancurkan Dan Di Keluarkan Dalam Bentuk Hancur Karena Salah Satu Fungsi Lain Dari Sistem Ini Adalah Sebagai Sistem Pertahanan Tubuh.

Dislokasi Sendi Dan Tulang Belakang Menyebakan Fungsi Limfatik Di Atas Menjadi Terganggu Menyebabkan Permasalahan Metabolis. Nodulus Limfatik Akan Sedikit Menghasilkan Cairan Limfatik Karena Dislokasi Menyebabkan Kekakuan Dan Pengerasan Pada Jaringan Musculosceletal Dimana Nodulus Limfatik Akan Menghasilkan Cairan Limfatik.

Apabila Ada Sekresi Otot Polos Aktif Bergerak, Sistem Musculoskeletal Mengalami Kekakuan Sehingga Produksi Cairan Limfatik Akan Terbatas Akibatnya Tubuh Akan Mudah Sakit Virus Kuman Mudah Masuk, Tidak Tahan Cuaca Dingin, Dan Permasalahan Distribusi Metabolis Tubuh

Subluksasi Kompresi Akibat Tekanan Compression Dislocation Vetebral

Jenis Pergeseran Dan Dislokasi Terhadap Susunan Ruas Tulang Belakang Akibat Repetisi Injury, Seperti Aktifitas Duduk Yang Salah Dalam Waktu Yang Lama Dan Berulang, Dan Selalu Bekerja Monoton Dengan Mengangkat Berat Atau Menahan Berat Menyebabkan Intervensi Pada Ruas Tulang Belakang Dan. Accident, Seperti Cedera Jatuh /Jatuh Terduduk. Contoh Kasus Nyeri Hnp

Slipe Disk

Dislokasi Subluksasi Pasparsial/Pergeseran Posisi Sebagian, Ini Yang Terjadi Akibat Gaya Dorong Exsternal Yang Memungkinkan Struktur Susunan Ruas Tulang Belakang Mengalami Pergeseran Sendi Secara Bertahap Atau Seketika Ke Sembarang Arah Tergantung Dari Mana Arah Rangsangan Tekanan & Dorongan Berasal , Yang Sfesifik Identik Di Tandai Dengan Adaya Tonjolan Cekungan Antara Ruas Yang Mengalami Pergeseran Dan Di Sertai Nyeri Konstan Yang Di Akibatkan Karena Intervensi Gaya Tekan Ruas Tulang Belakang Terhadap Syaraf Spinal. Contoh Kasus Dari Pergeseran Jenis Ini Diantaranya Seperti Spondylosis Dan Kifosis

Rotasi Sublukasi

Rotation Adalah Kondisi Dislokasi Subluksasi Yang Terjadi Akibat Gaya Internal Yang Memungkinkan Terjadinya Perputaran Antar Ruas Tulang Belakang.

Gaya Rotasi Yang Disebabkan Perbedaan Tinggi Kaki Akibat Dislokasi Pada Sendi Kelangka ( Femoral Joint Dan Mangkok Sendi Acetabular ) Menyebabkan Perubahan Posisi Tulang Pangul Menjadi Tidak Seimbang/Asimetris Dan Mengalami Perbedaan Panjang Kaki Dan Tinggi Tulang Panggul Yang Menyebabkan Perputaran Pada Susunan Ruas Tulang Belakang.

Kondisi Ini Memiliki Ciri Tidak Nyeri Dominan Karena Terbentuk Dari Penyesuaian Kontruksi Jaringan Ikat Pada Ruas Tulang Belakang Yang Mengalami Gaya Rotasi Internal.

Pada Kondisi Ini Ruas Tulang Akan Terus Terotasi Siring Aktifitas Gerak, Beban Dan Karena Gaya Tarik Grafitasi Yang Akan Berakibat Pada Kelajuan Perputaran Ruas Tulang Ber Rotasi Per Thn +-8°.

Namun, Pada Kondisi Ini Klien Cenderung Tidak Merasakan Sakit Saat Beraktifitas Dan Kasus Yang Paling Banyak Terjadi Kepada Anak Perempuan Pada Masa Pertumbuhan Dimana Struktur Otot Dan Rangka Pada Perempuan Tidak Cukup Kuat Untuk Menahan Pergeseran Di Sebabkan Perbedaan Hormon Dengan Pria. ( Testosteron ). Contoh: Kasus Pada Dislokasi Rotation Ialah Sceleosis

BAB 3

REPOSISI

Setelah Kondisi Pergeseran Dan Dislokasi Terjadi Selanjutnya Upaya Manusia Adalah Dengan Sebaik Baiknya Mengembalikan Posisi Sendi Dan Tulang Belakang Ke Posisi Normalnya Dengan Upaya Paling Sederhana Mudah , Murah Dan Aman Dengan Menghasilkan Sebaik Baiknya Penanganan Maka Lahirlah Keilmuan Reposisi.

Dalam Keilmuan Rts Dari 3 Kondisi Dislokasi Pada Ruas Tulang Belakang Yang Di Kenali Dan Di Pelajari: Mengembangkan Upaya Manual Manipulasi Tangan Kosong Metode Dengan Nama Reposisi Tulang Dan Sendi (Rts).Untuk Menangani Masalah Dislokasi Pada Ruas Tulang Belakang Tulang Belakang Compresi, Slip Disk, Rotasi Dengan Teknik Menarik, Menekan ,Memutar Dan Mengangkat,

REPOSISI

Reposisi Adalah Tindakan Manipulatif Koreksi Struktur Tulang Dan Sendi Dengan Tujuan Memperbaiki, Menyesuaikan, Mengembalikan Tulang Dan Sendi Yang Salah Posisi ( Dislokasi ) Ke Posisi Normal Sehingga Tidak Menekan Syaraf Spinal Pembuluh Darah Vetebral Dan Nodulus Limfatik Serta Menarik Jaringan Musculoskeletal. Yang Dikenal Dengan Istilah Lengkap Spinal Repositioning Manipulation.

Dalam Upayanya Teknik Ini Bisa Mengunakan Teknik Manual Tangan Kosong ,Dan Dengan Bantuan Alat Koreksi. Reposisi Pada Tulang Dan Sendi Dalam Teknis Rts Di Bagi Dalam 3 Teknik Dan 1 Dukungan Serta Kombinasi Dari 3 Teknik Tersebut. Mengacu Pada Jenis Dislokasi Pada Struktur Tulang Dan Sendi Teknik Tersebut Adalah : Traksi, Twisy ,Presing Injection & Lifting.

Teknik Reposisi

  • Traction.

Adalah Upaya Koreksi Dengan Cara Menarik Membebaskan Kondisi Dislokasi Yang Menekan Jenis Compressi Dislocation.

  • Twisty.

Adalah Upaya Manipulasi Koreksi Dengan Memutar Melawan Arah Terjadinya Pergeseran Dislokasi Yang Memutar Atau Sprained Rotation Dislocation Dengan Teknik Opposite Direction Atau Teknik Twisty.

  • Presing Injection.

Adalah Upaya Manipulasi Mengkoreksi Dislokasi Dengan Cara Menekan Melawan Arah Untuk Merubah Mengeser Sendi Yang Mengalami Pergeseran Ke Sembarang Arah Dengan Kondisi Slipe Dislocation.

  • Lifting.

Teknik Tindakan Pra Reposisi, Mendukung Dan Memposisikan Susunan Sendi Memaksimalkan Celah Peregangan Dan Toleransi Maksimal Sebelum Di Lakukannya Tindakan Manipulasi Reposisi Untuk Menjamin Tindakan Aman Dan Nyaman Merangsang Cairan Sendi Sinovial Dan Merelaksasi Ketegangan Jaringan Ikat

HVLA ASMR

( High Velocity Low Amplitude Asian Spinal Manipulasi Repotition ) HVLA ASMR Ialah Teknik Manipulasi Koreksi Sendi Yang Di Lakukan Dengan Cepat, Bertenaga, Terarah Dan Terukur Untuk Menarik (Traksi) Menekan (Injection) Memutar (Twisty) Mengangkat (Lifting) Dengan Tujuan Memperbaiki Posisi Terhadap Sendi Dan Ruas Tulang Belakang Yang Diawali Torelansi Perengangan Dan Pelenturan Untuk Ras Asia.

Tindakan Reposisi Hanya Bisa Dilakukan Setelah Awalan Pelenturan.

BUNYI KREEEKKK

Karakteristik Teknik HVLA ASMR Sering Disertai Bunyi ‘Krek’ Setelah Intervensi Reposisi Dan Bunyi Ini Adalah Akibat Dari Gesekan Antar Tulang Rawan (Cartilage) Dan Pecahnya Gelembung Gas Dalam Ronga Sendi (Joint Capsule) Akibat Tekanan Reposisi Memaksa Gas Ini Keluar, Tindakan Ini Membebaskan Cairan Sendi (Sinovial Fluid) Dan Zat Hormon Dophamine Serta Usur Unsur Biokimia Lain Yang Mengakibatkan Rasa Nyaman Dan Kantuk Setelah Di Reposisi.

Tindakan Reposisi Memiliki Kondisi Kontra Indikasi Dan Resiko Tinggi Terhadap Lepasnya Cairan Sendi, Dan Gesekan Ruas Tulang Rawan. Akibat Lepasnya Cairan Sendi Maka Sendi Akan Kering Dan Kekurangan Cairan,

Menyebabkan Tulang Rawan Rentan Keausan Akibat Gesekan, Maka Tindakan Ini Tidak Di Lakukan Dalam Tempo Waktu Yang Dekat Serta Butuh Asupan Nutrisi Pengganti Untuk Bahan Pembentuk Cairan Sendi Seperti Kolagen, Kalium, & Fosfat. Serta, Tindakan Harus Dilakukan Oleh Praktisi Ahli Di Bidang Reposisi Tulang Dan Sendi, Dan Perlu Pengamatan Analisa Diagnosa Serta Persetujuan Klien Sebelum Tindakan.

BAB 4

Warning / Peringatan

Kontra Indikasi:

Tindakan Manipulasi Reposisi Tulang Dan Sendi Adalah Tindakan Yang Memiliki Tingkat Resiko Menengah Ke Tinggi Hingga Berbahaya Segala Bentuk Kondisi Kontra Indikasi Dilarang Dilangar Tanpa Adanya Pertanggung Jawaban Atas Pengamatan Analisa Dan Diagnosa Dari Terapis Terhadap Klien.

Klausa ( Usulan Terhadap Hukum Dan Kesepakatan ) Melekat Pada Tindakan Dan Tidak Di Pertanyakan Apakah Ada Kesalahan Yang Berasal Dari Klien Atau Tidak, Maka Apabila Klien Mengalami Cedera Pasca Tindakan Reposisi Maka Kesalahan Malpraktek Adalah Pada Tindakan Terapis, Karena Itu Terapis Wajib Mengamati ,Menganalisa ,Mendiagnosa, Potensi Bahaya ,Kontra Indikasi Faktor Resiko Lain Yang Berpotensi Terjadinya Tindakan Malpraktek Tugas Dan Tangung Jawab Melekat Sebelum Tindakan Manipulasi Reposisi Tulang Dan Sendi

WARNING / INCREASED RISK

  • Usia Di Bawah 5 Th Dan Di Atas 50 Th Keatas.
  • Pada Penderita Peradangan Sendi Di Sertai Nyeri Akibat Gout Dan Kondisi Autoimun.
  • Peredaran Darah Tertahan
  • Osteoatritis Penipisan Jaringan Tulang Rawan Yang Di Tandai Dengan Adanya Bunyi Saat Sendi Bergerak.
  • Rhemathoid Atritis Rheumatoid Arthritis (RA) Merupakan Penyakit Autoimun Dan Peradangan Yang Merubah Bentuk Dan Posisi Sendi
  • Ankylosing Spondylitis Menyebabkan Rasa Kaku Dan Persendian Tulang Belakang Yang Menyatu Bamboo Spine.
  • Septik Atritis Peradangan Pada Sendi Bahu Dan Lutut Area Area Sendi Yang Memiliki Akselerasi Tinggi Di Tandai Dengan Nyeri Saat Bergerak.
  • Gout Atritis, Stenosis Spinal Ialah Kondisi Sedimentasi Purin Pada Area Sendi Dan Ruas Tulang Belakang.
  • Lupus Penyakit Autoimun.
  • Osteoporosis Kepadatan Tulang Yang Kurang.
  • Cancer, Tumor, Miom, Kista, Semua Kondisi Perkembangan Sel Abnormal Disertai Pembengkakan.
  • Stroke Spastitas Dan Pasca Stroke.Sakit Penyakit Parah.
  • Terlalu Kenyang,terlalu Lapar.

KONTRA INDIKASI TAMBAHAN

Semua Tindakan Reposisi Tulang Dan Sendi Akan Meningkatkan Resiko Malpraktek Terhadap Kondisi Kontra Klien Meliputi: Pemasangan Alat Bantu Dan Pendukung Metabolis, Seperti Alat Pacu Jantung, Plug, Ring Jantung, Cateter, Nebulizer, Infused, Kontrasepsi T, Dll, Yang Di Gunakan Dan Terpasang Dalam Tubuh Klien.

Luka

  • Luka Terbuka.
  • Luka Dalam Perawatan.
  • Luka Dengan Jahitan Di Bawah 1 Tahun.
  • Luka Memar Yang Disertai Hematoma Serta Pembengkakan Di Atas 8 Jam.
  • Patah Tulang.
  • Tulang Retak.
  • Tulang Dengan Pemasangan Pen Di Bawah 1 Tahun.

POTENSI/BAHAYA

Mengacu Pada Potensi Bahaya Di Lingkungan Kerja,ruangan Dan Pengunaan Alat Bantu Yang Berpotensi Menimbulkan Bahaya Dan Penyakit Hal Ini Ada Dalam Pedoman Ohas 18001/2007 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.

(K3) Adalah Semua Kondisi Dan Faktor Yang Dapat Berdampak Pada Keselamatan Dan Kesehatan Kerja  Tenaga Kerja Maupun Orang Lain Di Lingkungan Kerja. Dalam Hal Ini Terapis Wajib Memperhatikan Keselamatan Klien Selama Dalam Ruangan Praktek.

HAL HAL YANG MENYEBABKAN BAHAYA

Hal Hal Yang Dapat Menyebabkan Bahaya Dan Kerugan Bagi Klien Harap Menjadi Perhatian Dengan Menerapkan Standar Umum Yang Diterapkan:

Ruangan Praktek.

  • Ruangan Kokoh Tidak Ada Potensi Roboh.
  • Ruangan Berventilasi Cukup.
  • Ruangan Memiliki Pencahayaan Cukup.
  • Memiliki Pendingin Ruangan.
  • Tersedia Apar Dan Kotak P3 K Umum.
  • Tesedia Ruang Tunggu,
  • Pendaftaran,konsultasi, Dan Tindakan.
  • Kamar Kecil Terletak Di Luar Ruangan

Praktek.

  • Alas Kaki Klien Di Buka Dan Di Sediakan Tempat Penyimpanan Alas Kaki.
  • Pastikan Ruangan Fasilitas Dan Alat Bantu Aman Nyaman Bersih Steril Dan Estetik Siap Untuk Di Gunakan.

PHBS

PHBS Adalah Singkatan Dari Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Menurut Kementerian Kesehatan, Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Adalah “Sekumpulan Perilaku Yang Dipraktekkan Atas Dasar Kesadaran Sebagai Hasil Pembelajaran, Yang Menjadikan Seseorang, Keluarga, Kelompok Atau Masyarakat Mampu Menolong Dirinya Sendiri (Mandiri) Di Bidang Kesehatan Dan Berperan Aktif Dalam Mewujudkan Kesehatan Masyarakat”. Dalam Hal Ini Terapis Melaksanakan PHBS Di Tempat Kerja Dan Dalam Kehidupan Kesehariannya.

Hal-hal Dasar PHBS Yang Harus Di Terapkan Terapis Adalah:

  • Mencukur Rambut Rapih.
  • Memotong Kuku.
  • Segaram Rapih Bersih Wangi.
  • Tidak Merokok.
  • Tidak Minum Alkohol Dan Narkotika.
  • Selalu Mencuci Tangan.
  • Tidak Membuang Sampah Sembarangan.
  • Tidak Bau Badan Dan Mulut.
  • Menjaga Keringat.

Budayakan 6S

Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, Dan Sabar, Adalah Aititude Sikap Dan Prilaku Melekat Pada Diri Terapis Yang Harus Di Penuhi Oleh Setiap Terapis Reposisi Tulang Dan Sendi Indonesia Di Manapun Berada Dalam Melakasakan Aktifitas Pelayanan Tindakan Reposisi Tulang Dan Sendi Baik Di Tempat Kerja Dan Dalam Kehidupan Sehari Hari.

Melaksanakan Pelayanan Yang Humanis Dengan Pendekatan Sikologis Yang Baik Tidak Justifikasi Bulying Dan Tidak Membocorkan Rahasia Klien.

EMERGENCY

Emergency Adalah Kondisi Dimana Klien Pasca Tindakan Reposisi Tulang Dan Sendi Mengalami Kondisi Cedera Hingga Kejadian Di Luar Perkiraan Seperti:

  • Robek Jaringan Ligament.
  • Pecah Cartilage Jaringan Tulang Rawan.
  • Pecah Pembuluh Darah Menyebabkan Hematome.
  • Patah Tulang.
  • Nyeri.Pasca Terapi

Penanganan :

  • Pecah Cartilage Harus Tindakan Medis.
  • Pecah Pembuluh Darah Kapiler Menyebabkan Hematome Harus Di Lakukan Pembebatan Dengan Tensocrap.
  • Patah Tulang Lakukan Prosedur Patah Tulang Dan Rujukan Patah Tulang Hingga Medis.
  • Bila Robek Ligamen Menyebabkan Tears / Nyeri Bisa Di Lakukan Tindakan Scraping Atau Drill Mengunakan Alat Scraping Dan Atau Massage Gun. Berikan Creame Colagen Nyeri Di Urut Dengan Teknik Penyelarasan Dan Anti Nyeri.

BAB 5

Formulir Analisa Wawancara Diagnosa Dan Tindakan
Terapy Reposisi Tulang Dan Sendi

Setelah Melewati Serangkaian Pengamatan Analisa Dan Diagnosa, dan Sesi Wawancara, Maka Di Tuangkan Dalam Formulir, Yang Berisi :

  • Isi No, Tangal ,Tahun.
  • Isi Data Klien.Nama,alamat,usia,keluhan
  • Tandai /Lingkari Letak Nyeri.
  • Dengarkan Keluhan Klien Dan Tuangkan Dalam Kolom Ruang Keluhan
  • Berikan Informasi Yang Jelas Terkait Kondisi Klien.
  • Layak Atau Tidak Layak Di Lakukan Tindakan Terapy Reposisi Tulang Dan Sendi. ( Apa Bila Tidak Layak Klien Di Perkenankan Pulang Dan Di Beri Kolagen Atau Di Ganti Layanan Relaksasi )
  • Apa Bila Layak Berikan Penjelasan Rencana Tindakan Terapi.
  • Tanyakan Kebersediaan Terapi.
  • Formulir Di Tandatangi Bersama Oleh Terapis Dan Klien.
  • Formulir Berisi 2 Lembar 1 Berikan Untuk Klien Dan Lembar Berikutnya Untuk Arsip Data Base Terapis.

Visual Analisis Examination Body Postur Chek

Analisis Postural Problems Dengan Teknik Visual Analisis Kelainan Postural Yang Dapat Di Amati Dari Posisi Asimetris Dalam Bahasa Latin,

  • Depan Disebut Anterior,
  • Belakang Disebut Posterior,
  • Atas Disebut Superior,
  • Bawah Disebut Inferior,
  • Kiri Disebut Sinister,
  • Kanan Disebut Dexter Atau Rectus.

Pengujian Asimetris

  • Arah Jatuh Kepala.
  • Perbedaan Celah Garis Pipi&rahang.
  • Perbedaan Tinggi Bahu.
  • Perbedaan Rentang Panjang Lengan& Jari.
  • Perbedaan Celah Siku Dan Rusuk.
  • Perbedaan Tinggi Pangul.
  • Mengamati Rotasi Ruas Tulang Belakang.
  • Perbedaan Celah Tibia Atas Dan Bawah.
  • Untuk Mengetahui Kondisi Kaki X / O.
  • Perbedaan Panjang Tungkai Kaki Dan Tumit.
  • Mengamati Cara Berjalan Dan Posisi Duduk Klien.

ROM /Range Of Motion

Kemampuan Gerak Maksimal Sendi Dalam :

  • Fleksi (Flexion): Menekuk Sendi, Memperkecil Sudut Antara Dua Tulang.
  • Ekstensi (Extension): Meluruskan Sendi, Memperluas Sudut Antara Dua Tulang.
  • Abduksi (Abduction): Menggerakkan Anggota Gerak Menjauhi Garis Tengah Tubuh (Lateral).
  • Adduksi (Adduction): Menggerakkan Anggota Gerak Mendekati Garis Tengah Tubuh (Medial).
  • Rotasi (Rotation): Menggerakkan Anggota Gerak Mengelilingi Sumbu Panjangnya.
  • Sirkumduksi (Circumduction): Menggerakkan Anggota Gerak Dalam Bentuk Lingkaran.
  • Supinasi (Supination): Gerakan Memutar Lengan Atau Kaki Sehingga Telapak Tangan Atau Kaki Menghadap Ke Atas.
  • Pronasi (Pronation): Gerakan Memutar Lengan Atau Kaki Sehingga Telapak Tangan Atau Kaki Menghadap Ke Bawah.
  • Elevasi (Elevation): Mengangkat Bagian Tubuh Ke Atas.
  • Depresi (Depression): Menurunkan Bagian Tubuh Ke Bawah.
  • Hiperekstensi (Hyperextension): Memperluas Sendi Melampaui Posisi Normal.

Uji Biomekanik Range of Power

Menguji Bagaimana Gaya, Gerakan, Dan Kekuatan Bekerja Pada Tubuh, Baik Dalam Keadaan Istirahat Maupun Saat Bergerak Untuk Menguji Kekuatan Sendi.

Uji Respon Nyeri Fisiologis

Respon Nyeri Adalah Bagaimana Tubuh Bereaksi Secara Fisiologis Dan Perilaku Terhadap Rasa Sakit Nyeri Dominan Yang Ter Konfirmasi.

Dominan Respon Nyeri Perilaku:

  • Ekspresi Wajah: Meringis,
  • Menggeletakkan Gigi,
  • Menggigit Bibir.
  • Gerakan Tubuh: Gelisah,
  • Imobilisasi, Ketegangan Otot,
  • Peningkatan Gerakan Jari Dan Tangan

Pernyataan Verbal:

  • Mengaduh, Menangis, Sesak
  • Napas, Mendengkur.

Perilaku Yang Tersembunyi:

  • Pikiran Dan Sikap Terhadap
  • Nyeri Yang Dirasakan

DERMATOME & MIOTOME

Dermatom Adalah Area Kulit Yang Menerima Informasi Sensorik Dari Satu Akar Saraf Spinal, Sedangkan Myotome Adalah Kelompok Otot Yang Diinervasi Oleh Satu Akar Saraf Spinal. Dengan Kata Lain, Dermatom Terkait Dengan Sensasi Kulit, Sementara Myotome Terkait Dengan Gerak Otot.

Lebih Detailnya:
Dermatom:

Dermatom Adalah Area Kulit Yang Menerima Informasi Sensorik Dari Satu Akar Saraf Spinal. Area Ini Memiliki Sensasi Yang Khas, Dan Kerusakan Pada Akar Saraf Tertentu Dapat Menyebabkan Perubahan Sensasi Di Dermatom Yang Terkait. Misalnya, Dermatom C6 Terkait Dengan Jari Telunjuk, Sedangkan Dermatom L4 Terkait Dengan Lutut.

Myotome:

Myotome Adalah Kelompok Otot Yang Diinervasi Oleh Satu Akar Saraf Spinal. Gerakan Otot Dalam Myotome Tertentu Dapat Diuji Untuk Mengidentifikasi Kerusakan Pada Akar Saraf Spinal. Misalnya, Myotome C4 Terkait Dengan Elevasi Bahu, Sedangkan Myotome L4 Terkait Dengan Fleksi Lutut. Pemeriksaan Dermatom Dan Myotome Merupakan Bagian Penting Dari Pemeriksaan Neurologis Untuk Menilai Fungsi Saraf Spinal.

BAB 6

Persiapan Terapi Reposisi.

Di Awali Dengan Adanya Treatment Pelenturan Yang Di Bantu Untuk Meningkatkan Akselerasi Dan Fleksibilitas Jaringan Musculoskeletal Jaringan Ikat Ligament & Tendon, Perangsangan Pada Produktifitas Cairan Sendi ( Synovial Fluid ) Pada Klien Dan Persiapan Lain Dengan Tujuan Persiapan Menghindari Resiko Cedera Pasca Terapi Reposisi. Dukungan Teknik Stretching Dan Akselerasi Yang Di Sadur Dan Di Adaptasi Dari Teknik Pijat Pelenturan Dan Pemberian Kapsul Kolagen.

KUDA KUDA RTS

Di Adaptasi Dari Kuda Kuda Silat Gerak Dermayu Dan Duduk Santri.

  • Duduk Simpuh Seiza Duduk Dengan Kaki Di Lipat Rapat.
  • Duduk Rekuh Duduk Dengan Posisi Kaki Dilipat Sementara Pergelangan Kaki Di Angkat.
  • Kuda-kuda Bawah ,Duduk Titah Duduk Dengan Posisi Kaki Satu Kaki Di Lipat Rapat Satu Kaki Naik Dengan Tumit Menyentuh Kaki Yang Di Lipat.
  • Kuda-kuda Setengah,duduk Panglima Duduk Dengan Posisi Kaki Belakang Bertumpu Di Lutut Dan Kaki Depan Posisi Teteg.
  • Kuda-kuda Depan Posisi Kaki Satu Kaki Depan Di Tekuk Setengah Kaki Belakang Lurus.
  • Kuda-kuda Rapat Posisi Ke Dua Kaki Rapat Hanya Pada Bagian Lulut Ke Bawah Yang Terbuka.
  • Duduk Ngahunjar Atau Istilah Duduk Selonjor Ke Dua Kaki Rapat Selonjoran.

Kuncian RTS

Teknik Menggenggam & Mengunci Klien Dengan Tangan Terapis Dalam Teknik Pengambilan Teknik Reposisi Menarik Menekan Memutar & Mengangkat.

  • Nganyam Yaitu Posisi Tangan Di Satukan Dengan Cara Jari Jari Dianyam Dengan Tujuan Menarik.
  • Ngecop Yaitu Pegangan Tangan Di Satukan Dengan Salah Satu Tangan Hanya Memegang Ibu Jari Untuk Tujuan Tarik Tekan.
  • Ngegrip Yaitu Posisi Salah Satu Tangan Mengengam Kencang Sangat Kuat Pada Bagian Pergelangan Tangan Atau Punggung Tangan Untuk Tujuan Menekan.
  • Ngonci Yaitu Teknik Kuncian Dengan Siku & Lipatan Lutut Untuk Tujuan Mempertahankan Posisi Dan Menciptakan Ruang Koreksi Nangkis Yaitu Teknik Ayunan Dengan Tujuan Memutar Posisi Sendi.

TEKNIK PERNAFASAN TERAPIS RTS

Teknik Pernafasan Terapis RTS Mengunakan Pernapasan Qi ,Pernapasan Perut, Di Mana Nafas Di Tarik Pelan Dan Di Alirkan Dari Diafragma Bergerak Naik Dan Di Turunkan Terpusat Dan Menahan Nafas 2 Jari Di Bawah Pusat Selama Beberapa Detik Dan Menghembuskan Napas Dengan Perlahan,setelah Meledakannya.

Teknik Pernapasan Ini Membantu Mengalirkan Energi (Qi) Melalui Meridian Tengah CV Conectif Vesel Untuk Meningkatkan Fungsi Fisik Dan Organ.

Thanks

Terima Kasih Kami Ucapkan Kepada Seluruh Peserta Yang Telah Mengikuti Program Pelatihan Reposisi Tulang Sendi (RTS) Bersama Kami. Kami Sangat Mengapresiasi Semangat Belajar Dan Komitmen Anda Untuk Terus Berkembang Dalam Dunia Terapi Kesehatan Alternatif.

Semoga Ilmu Dan Keterampilan Yang Telah Diperoleh Selama Pelatihan Ini Dapat Memberikan Manfaat Besar, Baik Dalam Meningkatkan Kemampuan Pribadi Maupun Dalam Membantu Banyak Orang Melalui Terapi Yang Aman Dan Profesional.

🌱 Teruslah Belajar, Berlatih, Dan Mengabdi Dengan Hati.

Sampai Jumpa Di Program-program Lanjutan Dan Komunitas Profesional Rts Berikutnya!

Salam hangat,

RTS Indonesia

PT. RTS INDONESIA

Alamat kami :  Jl. Riung Mulya VI No.31, Cisaranten Kidul, Kec. Gedebage, bandung timur, Jawa Barat 40295